Cara Melihat Nilai SEO

Posted by : Unknown
0 comments
Thursday 9 April 2015

SEO

Hasil gambar untuk SEO
Untuk para Blogger pasti masih pada bingung kenapa Blog yang kita buat tidak terdaftar di Search Engine. Hal ini mungkin disebabkan karena nilai SEO-nya yang masih sangat rendah.

Lantas bagaimana cara mengetahui nilai rating, SEO, dan pagerank suatu Blog atau website?

Yuk kita mulai tutorial sederhana ini:

  1. Klik link ini DI SINI.
  2. Masukkan Website atau Blog kita pada kolom pencarian,
  3. Tunggu beberapa saat,
  4. Sekarang kita bisa melihat semua tentang informasi Blog atau website-nya,
Read More....

Monday 23 February 2015

Pengertian dan Perbedaan RIP, IGRP, OSPF, EIGRP, dan BGP

Istilah-istilah RIP, IGRP, OSPF, EIGRP, dan BGP pada topologi jaringan merupakan Routing yang digunakan untuk routing Dinamik. Dibawah ini juga dijelaskan tentang kekurangan dan kelebihannya dalam membuat routing dinamik:

1. Routing Information Protocol (RIP)

Routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector, yaitu algortima Bellman-Ford. Pertama kali dikenalkan pada tahun 1969 dan merupakan algoritma routing yang pertama pada ARPANET. Versi awal dari routing protokol ini dibuat oleh Xerox Parc’s PARC Universal Packet Internetworking dengan nama Gateway Internet Protocol. Kemudian diganti nama menjadi Router Information Protocol (RIP) yang merupakan bagian Xerox network Services.
contoh topologi jaringan RIP


RIP yang merupakan routing protokol dengan algoritma distance vector, yang menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric. Jumlah maksimum dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop. Tiap RIP router saling tukar informasi routing tiap 30 detik, melalui UDP port 520. Untuk menghindari loop routing, digunakan teknik split horizon with poison reverse. RIP merupakan routing protocol yang paling mudah untuk di konfigurasi.
RIP memiliki 3 versi yaitu :
  1. RIPv1
  2. RIPv2
  3. RIPng
– Kelebihan
Menggunakan metode Triggered Update.
RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
– Kekurangan
Jumlah host Terbatas
RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada

2. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
     IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) adalah juga protocol distance vector yang diciptakan oleh perusahaan Cisco untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah hop maksimum menjadi 255 dan sebagai metric, IGRP menggunakan bandwidth, MTU, delay dan load. IGRP adalah protocol routing yang menggunakan Autonomous System (AS) yang dapat menentukan routing berdasarkan system, interior atau exterior. Administrative distance untuk IGRP adalah 100.

– Kelebihan
        support = 255 hop count
– Kekurangan
        Jumlah Host terbatas

3. Open Shortest Path First (OSPF)
     OSPF (Open Shortest Path First ) merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP (interior gateway routing protocol) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.
OSPF memiliki 3 table di dalam router :
1.         Routing table
Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database ini berisi the lowest cost untuk mencapai router-router/network-network lainnya. Setiap router mempunyai Routing table yang berbeda-beda.
2.      Adjecency database
Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda.
3.      Topological database
Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam satu networknya/areanya.

-  Kelebihan
tidak menghasilkan routing loop
mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
-  Kekurangan
Membutuhkan basis data yang besar
Lebih rumit
 
4. Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)
     EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. Bgmn bila router cisco digunakan dengan router lain spt Juniper, Hwawei, dll menggunakan EIGRP??? Seperti saya bilang diatas, EIGRP hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. EIGRP ini sangat cocok digunakan utk midsize dan large company. Karena banyak sekali fasilitas2 yang diberikan pada protocol ini.

-  Kelebihan
melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
memerlukan lebih sedikit memori dan proses
memerlukan fitur loopavoidance
-  Kekurangan
Hanya untuk Router Cisco

5. Border Gateway Protocol (BGP)

     Border Gateway Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar autonomous routing protocol. Sistem autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok jaringan di bawah administrasi umum dan dengan kebijakan routing umum. BGP digunakan untuk pertukaran informasi routing untuk Internet dan merupakan protokol yang digunakan antar penyedia layanan Internet (ISP). Pelanggan jaringan, seperti perguruan tinggi dan perusahaan, biasanya menggunakan sebuah Interior Gateway Protocol (IGP) seperti RIP atau OSPF untuk pertukaran informasi routing dalam jaringan mereka. Pelanggan menyambung ke ISP, dan ISP menggunakan BGP untuk bertukar pelanggan dan rute ISP . Ketika BGP digunakan antar Autonom System (AS), protokol ini disebut sebagai External BGP (EBGP). Jika penyedia layanan menggunakan BGP untuk bertukar rute dalam suatu AS, maka protokol disebut sebagai Interior BGP (IBGP)
- Kelebihan
  Sangat sederhana dalam instalasi
-    Kekurangan
Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi.

Sumber :
-Pengguna Blogger


Read More....

Arsitektur Atmega16

Posted by : Unknown
0 comments
Wednesday 21 January 2015


Mikro Kontroler Atmega 16     
     
       Mirkokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) standar memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit, dan sebagian besar intruksi dieksekusi dalam 1(satu) siklus clock. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan MCS51 berteknologi CISC (Complex Intruction Set Computing).

       Mikrokontroler pada dasarnya diprogram dengan bahasa assembler. Tetapi  Saat ini mikrokontroler dapat deprogram dengan menggunakan bahasa tingkat tinggi sepert BASIC, PASCAL atau C. Bahasa tingkat tinggi tersebut memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan bahasa asembler :

  1. Lebih mudah membangun program dengan menggunakan bahasa tingkat tinggi
  2. Perbaikan program lebih mudah jika program dibangun menggunakan bahasa tingkat tinggi
  3. Testing program didalam bahasa tingkat tinggi lebih mudah
  4. Bahasa tingkat tinggi lebih banyak dikenal dan error program yang dibuat dapat dihindari
  5. Mudah mendokumentasikan sebuah program tingkat tingggi

      Meskipun demikian, bahasa tingkat tinggi juga memiliki beberapa kelemahan, contohnya ukuran kode memori biasanya besar, dan program yang dibangun menggunakan bahasa asembler biasanya bekerja cepat dibangdingkan dengan program yang dibangun menggunakan bahasa tingkat tinggi.

Didalam mikrokontroler Atmega16 terdiri dari:

  1. Saluran I/O ada 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.
  2. ADC (Analog to Digital Converter) 10 bit sebanyak 8 channel.
  3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan.
  4. CPU yang terdiri dari 32 register.
  5. 131 intruksi andal yang umumnya hanya membutuhkan 1 siklus clock.
  6. Watchdog Timer dengan oscilator internal.
  7. Dua buah Timer/Counter 8 bit.
  8. Satu buah Timer /Counter 16 bit.
  9. Tagangan operasi 2.7 V - 5.5 V pada Atmega16.
  10. Internal SRAM sebesar 1KB.
  11. Memory Flash sebesar 16KB dengan kemampuan Read While Write.
  12. Unit interupsi internal dan eksternal.
  13. Port antarmuka SPI.
  14. EEPROM sebesar 512 byte dapat diprogram saat operasi.
  15. Antar muka komparator analog.
  16. 4 channel PWM.
  17. 32x8 general purpose register.
  18. Hampir mencapai 16 MIPS pada Kristal 16 MHz.
  19. Port USART programmable untuk komunikasi serial.


Konfigurasi Pin ATmega16

         Atmega 16 memepunyai kaki standart 40 pin PID yang mempunyai fungsi sendiri-sendiri seperti gambar di bawah ini.


        Gambar di atas merupakan susunan kaki standar 40 pin mikrokontroler AVR Atmega16. Berikut penjelasan umum susunan kaki Atmega16 tersebut:

  1. VCC merupakan pin masukan positif catudaya. Setiap peralatan elektronika digital tentunya butuh sumber catu daya yang umumnya sebesar 5 V, itulah sebabnya di PCB kit rangkaian mikrokontroler selalu dipasang IC regulator 7805.
  2. GND sebagai PIN ground.
  3. Port A (PA0 ... PA7) merupakan pin I/O dua arah dan dapat diprogram sebagai pin masukan ADC.
  4. Port B (PB0 ... PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Timer/Counter, Komparator Analog, dan SPI.
  5. Port C (PC0 ... PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komparator analog, dan Timer Oscilator.
  6. Port D (PD0 ... PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.
  7. Reset merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler ke kondisi semula.
  8. XTAL 1 dan XTAL 2 sebagai pin masukan clock eksternal. Suatu mikrokontroler membutuhkan sumber detak (clock) agar dapat mengeksekusi intruksi yang ada di memori. Semakin tinggi  nilai kristalnya, maka semakin cepat pula mikrokontroler tersebut dalam mengeksekusi program.
  9. AVCC sebagai pin masukan tegangan untuk ADC.
  10. AREF sebagai pin masukan tegangan referensi.


Port sebagai input/output digital

        ATMega16 mempunyai empat buah port yang bernama  PortA, PortB, PortC, dan PortD. Keempat port tersebut merupakan jalur  bidirectional dengan pilihan  internal pull-up. Tiap port mempunyai tiga buah register bit, yaitu DDxn, PORTxn, dan PINxn. Huruf ‘x’mewakili nama huruf dari port sedangkan huruf ‘n’ mewakili nomor bit. Bit DDxn terdapat pada I/O address DDRx, bit PORTxn terdapat pada I/O address PORTx, dan bit PINxn terdapat pada I/O address PINx. Bit DDxn dalam register DDRx (Data Direction Register) menentukan arah pin. Bila DDxn diset 1 maka  Px berfungsi sebagai pin output. Bila DDxn diset 0 maka Px berfungsi sebagai pin input. Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin input, maka resistor pull-up akan diaktifkan. Untuk mematikan resistor  pull-up, PORTxn harus diset 0 atau pin dikonfigurasi sebagai pin output. Pin port adalah  tri-state setelah kondisi reset.

       Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan berlogika 1. Dan bila PORTxn diset 0 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan berlogika 0. Saat mengubah kondisi port dari kondisi  tri-state  (DDxn=0, PORTxn=0) ke kondisi  output high (DDxn=1, PORTxn=1) maka harus ada kondisi peralihan apakah itu kondisi pull-up enabled  (DDxn=0, PORTxn=1) atau kondisi output low (DDxn=1, PORTxn=0).
Biasanya, kondisi pull-up enabled dapat diterima sepenuhnya, selama lingkungan impedansi tinggi tidak memperhatikan perbedaan antara sebuah  strong high driver  dengan sebuah  pull-up. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut.



Peta Memori

       AVR ATMega16 memiliki ruang pengalamatan memori data dan memori program yang terpisah. Memori data terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 buah register umum, 64 buah register I/O, dan 1kb SRAM internal.

      Register keperluan umum menempati space data pada alamat terbawah, yaitu $00 sampai $1F. Sementara itu, register khusus untuk menangani I/O dan kontrol terhadap mikrokontroler menempati 64 alamat berikutnya, yaitu mulai dari $20 hingga $5F. Register tersebut merupakan register yang khusus digunakan untuk mengatur fungsi terhadap berbagai peripheral mikrokontroler,
seperti kontrol register, timer/counter, fungsi – fungsi I/O, dan sebagainya. Alamat memori berikutnya yang digunakan untuk SRAM 1kb, yaitu pada lokasi $60 sampai dengan $45F. Konfigurasi memori data ditunjukan pada gambar berikut.



      Mikrokontroler disini digunakan sebagai komunikasi antara computer dengan Plant, dimana digunakan komunikasi serial RS232 sebagai komunikasi antara Mikrokontroler dengan Komputer. (Wardhana.L ,2006).



Pulse Width Modulation (PWM)

       PWM atau modulasi lebar pulsa adalah salah satu keunggulan dari Timer/Counter yang terdapat pada ATMega16. Ketiga jenis Timer/Counter pada ATMega32 dapat menghasilkan pulsa PWM. Pulsa PWM adalah sederetan pulsa yang lebar pulsanya dapat diatur. Pulsa PWM berfungsi mengatur kecepatan motor DC, mengatur gelap terang LED dan lain sebagainya.

        Untuk memahami penggunaan PWM, disini digunakan Timer/Counter  1 sebagai PWM. PWM adalah Timer Mode Output Compare yang canggih. Mode PWM timer juga dapat mencacah turun yang berlawanan dengan mode Timer lainya yang hanya mencacah naik. Pada mode PWM tersebut, Timer  mencacah naik hingga mencapai nilai TOP, yaitu 0xFF untuk PWM 8 bit. Timer/Counter 1 memiliki PWM 9 bit dan PWM 10 bit, selain PWM 8 bit. Pemilihan Timer Mode PWM diseting melalui bit WGM01 dan bit WGM00 pada register TCCR0. Tabel Konfigurasi Bit WGM01 dan WGM00 dapat dilihat pada tabel berikut.



       Sebagai penggunaan mode PWM Timer / Counter 0, keluaran sinyal PWM terletak pada pin OC0 sehingga pada contoh ini LED diletakkan pada pin OC0. Ketika nilai TCNT0 sama dengan nilai pada OCR0, maka output pada OC0 akan berlogika nol atau berlogika satu, tergantung pada pemilihan mode PWM. Anda dapat memilih mode normal atau mode inverted PWM. Pemilihan mode PWM diseting melalui bit COM01 dan bit COM00 pada register TCCR0 yang konfigurasinya seperti tabel berikut.

Tabel Konfigurasi Bit COM01 dan COM00 Compare Output Mode Phase Correct PWM

      Dari tabel diatas  dapat diketahui saat COM00 clear dan COM01 set, pin OC0 clear saat timer mencacah diatas Compare Match dan pin OC0 set saat timer mencacah dibawah Compare Match atau non-inverting PWM. Kebalikannya, saat COM00 set dan COM01 juga set, maka pin OC0 set saat timer mencacah diatas Compare Match dan pin OC0 clear saat mencacah dibawah Compare Match atau disebut juga inverting PWM. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

Read More....

Copyright © 2012 Nawastara-TKJ1 | Another Theme | Designed by Johanes DJ